SMA Adzkia Bawa Pulang Piala Short Movie JaFest

Print

Adzkia – Siswa SMA Adzkia Daarut Tauhiid kembali mengharumkan nama sekolah. Jika beberapa pekan lalu Bardan Subulan berhasil membawa pulang Medali Emas lewat bidang olahraga, yaitu Seni Beladiri Silat, kali ini prestasi hadir melalui bidang Seni.

Proses pembuatan Short Movie yang hanya enam hari tak mengendurkan semangat 5 siswa SMA Adzkia untuk dapat berkontibrusi dalam lomba pembuatan Short Movie di ajang Jagat Arsy Festival (JaFest). Dalam agenda tahunan ini, M. Rifa’I, Fajar Ramadhan, Dafiq Noor Muhammad, Nuha Mufidah, dan Devi Kurnia sepakat untuk mengusung tema ‘Talenta Pemuda’, sesuai dengan persyaratan dewan juri.

Brain storming ide dan penulisan naskah kita kerjakan dalam dua hari, sementara untuk rekaman sekaligus dubbing kita lakukan dalam waktu empat hari,” ujar salah satu anggota tim, Dafiq Noor Muhammad, Senin (18/9) menjelaskan proses pembuatan short movie. Meski hanya dibuat dalam waktu singkat dan peralatan yang bisa dibilang tak memadai, siswa siswa SMA Adzkia ini berhasil membawa pulang piala Juara II Short Movie JaFest tersebut.

Film pendek berdurasi 7 menit dengan judul “Bangkit” ini menurut Dafiq bercerita mengenai seorang siswa yang menggeluti seni beladiri Silat. Meski dapat dikatakan ahli dalam seni beladiri, siswa tersebut dituturkan Dafiq tidak memiliki keberanian untuk bertarung dan menggunakan kemampuan silatnya di kehidupan sehari-hari.

“Sampai suatu hari dia bermimpi ketemu sama beberapa preman. Dalam mimpi tersebut ia ternyata memiliki kemampuan melawan preman-preman itu untuk membantu orang lain. Ketika terbangun dari mimpi, baru ia sadar jika kemampuan yang ia miliki harusnya dapat dimanfaatkan untuk membantu orang lain,” kata Dafiq.

Mimpi tersebut juga dikatakan Dafiq menjadi titik balik sang pemuda dalam menemukan bakatnya, hingga akhirnya kemampuan beladirinya dapat digunakan untuk membantu dan melindungi orang lain yang membutuhkan. Diceritakan Dafiq, ada beberapa kendala yang ia dan tim hadapi dalam pembuatan film pendek ini. Jadwal sekolah dan organisasi yang padat salah satunya.

“Dalam tim, saya diamanahi untuk menjadi editor. Dua hari saya gunakan khusus untuk mengedit film pendek ini, membuat saya harus bekerja ekstra keras mengejar ketertinggalan pelajaran. Tapi Alhamdulillah hasil kerja keras kami semua membuahkan prestasi. Semoga bisa terus mengharumkan nama sekolah kedepannya,” tutup Dafiq. (HumAdz)