PESANTREN ONLINE ? SIAPA TAKUT

Print

Ketuk palu sudah dilakukan, mas mentri dan jajarannya juga sudah memutuskan, bahwa tahun ajaran baru ini akan tetap menerapkan BDR (Belajar Dari Rumah) selama satu semester ke depan. Bahkan Departemen Agama yang menjadi payung bagi sekolah madrasah dan pesantren di seluruh Indonesia juga sudah memiliki protokol yang sangat ketat bagi pesantren yang ingin membuka lembaga pendidikannya. Bagi lembaga pendidikan yang masih berada di kawasan zona merah maka tidak punya pilihan selain tetap melakukan kegiatan belajar mengajar dari rumah. Apalagi bagi sekolah boarding ataupun pesantren yang biasanya peserta didiknya berasal dari berbagai wilayah yang berbeda-beda, bahkan berbeda pulau dan Negara. Tentu saja hal ini menjadi pertimbangan yang sangat serius, mengumpulkan banyak orang dari berbagai daerah dalam satu tempat, tentu saja mejadi keputusan yang tidak bijak, karena bisa menjadi sumber penularan virus covid-19 yang saat ini di Indonesia grafiknya belum menurun. Bahkan belum lama ini ada berita sebuah pesantren di Tangerang, kedapatan pengajarnya terkena positif covid-19, tentu hal ini menjadi pembalajaran penting bagi kami yang berada di lingkungan pesantren.

                                                                         

Seperti yang dilaksanakan di SMA Adzkia Islamic School, SMA swasta yang juga sekaligus pesantren di daerah Tangerang Selatan dimana kegiatannya tidak hanya belajar kurikulum dinas, tapi juga mengadakan kegiatan pesantren yang cukup padat, seperti kegiatan kajian ilmu, halaqoh, tahfidz quran, muhadharoh, kajian kitab, kegiatan ibadah wajib dan sunah dan lain sebagainya. Ketika itu kami sedang berada di minggu kedua bulan maret yang merupakan minggu ujian tengah semester bagi siswa kelas 10 dan 11, serta ujian sekolah bagi siswa kelas 12. Saat itu juga 3 minggu menjelang UNBK bagi seluruh siswa SMA kelas 12 di seluruh Indonesia, sekaligus merupakan minggu pertama dan kedua virus covid-19 masuk ke Indonesia.

Ujian tengah semester di sekolah kami berakhir di tanggal 16 Maret 2020, pada saat itu berita tentang virus covid-19 di Indonesia sudah semakin serius, jumlah pasien yang dinyatakan positif sudah lebih dari 100 orang. Kemudian beberapa pemerintah daerah di Indonesia mulai membuat aturan memindahkan kegiatan pembelajaran dari sekolah menjadi di rumah atau PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Pada saat itu pimpinan besar pesantren kami KH. Abdullah Gymnastiar sangat memperhatikan sekali dengan permasalahan covid-19 ini. Maka pada saat itu dalam waktu yang singkat yayasan memutuskan untuk memulangkan para santri agar melakukan pembelajaran dari rumah. Ingat sekali waktu itu tanggal 16 Maret pagi, hari terakhir ujian PTS, sorenya sudah langsung bersiap-siap untuk rencana pemulangan santri keesokan paginya.

Hal ini menjadi pemikiran yang cukup serius bagi semua warga pesntren. Bagaimana tidak ? Santri-santri kami sebagian besar merupakan santri beasiswa yang berasal dari seluruh Indonesia, dimana wilayah tinggal mereka sangat beragam, ada yang tinggal di perkotaan, pedesaan, bahkan sampai di Indonesia timur yang memiliki perbedaan waktu sampai 2 jam. Tentu saja ini menjadi sumber masalah yang harus kami atasi bersama untuk bisa melaksanakan kegiatan Pembelajaran dan Kepesantrenan jarak jauh. Mungkin untuk kegiatan PJJ ini Indonesia sudah memiliki prosedur-prosedur yang lebih jelas, lalu untuk kegiatan pesantren bagaimana ? Bagaimana cara santri tetap bisa belajar tahsin, menyetor hafalan, mengisi data ibadah harian bahkan sampai melakukan kajian ilmu yang biasanya bisa dilaksakan di lingkungan pesantren. Belum lagi kemampuan siswa untuk mengakses internet yang tidak mumpuni, dari ketidakmampuan membeli kuota atau fasilitas sinyal di berbagai daerah yang tidak merata. Sudah tidak aneh jika waktunya PJJ ada saja siswa yang tidak masuk, atau ketika jadwalnya untuk setor hafalan quran malah susah untuk dihubungi.

Tapi kami segenap warga pesantren harus tetap optimis, bahwa kegiatan pembelajaran dan kepesantrenan ini dapat diberi kelancaran dengan pertolongan Allah SWT tentunya. Di awal beberapa siswa yang mengalami masalah sinyal bisa teratasi setelah menggunakan provider-provider tertentu yang memiliki jaringan yang sangat luas, yang dapat menjangkau seluruh Indonesia. Bahkan santri kami yang ada di Indonesia timur pun lancar sekali melakukan pembelajaran online dan setor hafalan melalui aplikasi video call. Begitu pun bagi para santri yang merasa berat untuk membeli kuota internet, sudah teratasi dengan adanya paket kuota hemat yang ditawarkan oleh beberapa provider. Selain itu kami pihak pesantren juga ikut membantu memberikan bantuan pembelian kuota. Hal ini tentu saja tidak akan membuat biaya internet menjadi bengkak baik bagi siswa maupun pihak sekolah/pesantren karena cocok banget nih bagi kantong para santri seperti kami.

Bahkan belum lama ini, pesantren kami mengadakan kegiatan Parade Tasmi menggunakan aplikasi video call. Hal ini tidak bisa terlaksana kalau internetnya macet. Wah kalau seperti ini, tidak hanya PJJ yang lancar, kegitan pesantren online pun juga menjadi lancar, sehingga insya Allah kegiatan pesantren kami walaupun terbatas jarak tetap bisa menjadi berkah dan amal sholeh bagi seluruh santri dan warga pesantren di rumahnya masing-masing. Jadi, pesantren online ? Siapa takut, kan Allah sudah memberikan pertolongannya, salah satunya melalui kelancaran internet, kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh lancar, setor hafalan quran juga lancar. Bahkan untuk kegiatan tahun ajaran baru ini pesantren kami juga akan terus menambah kegiatan kepesantrenan yang lebih interaktif, ada kegiatan muhadharoh sampai kegiatan keputrian secara online, yang tentu akan disambut secara antusias oleh para santri yang sudah kangen berat sama suasana di pondok. Jadi doakan kami yah teman-teman semoga dapat berjalan lancar pesantren onlinenya.