ADZKIA ISLAMIC SCHOOL LULUSKAN 80 GENERASI PENGHAFAL QUR’AN

Print

ADZKIA – Prosesi wisuda yang ditunggu-tunggu siswa kelas IX dan XII Adzkia Islamic School Pesantren Daarut Tauhiid pun tiba. Setelah di tahun sebelumnya menggelar kegiatan Wisuda secara daring, akhirnya manajemen SMP-SMA Adzkia memberanikan diri untuk mengadakan kegiatan pelepasan santri secara offline.

Meski lokasi tempat dilaksanakannya kegiatan wisuda sempat diguyur hujan selama beberapa menit, kegiatan tetap berlangsung khidmat, tanpa kehilangan makna. Diawali oleh Kirab Wisudawan, generasi penghafal Quran yang telah tiga tahun menimba ilmu di sekolah binaan Yayasan Daarut Tauhiid Rahmatan Lil Alamin ini tampak melangkah beriringan dengan pasti menuju lokasi Wisuda.

Di tahun ajaran 2020/2021, Sekolah Kader yang operasional pendidikannya didanai oleh Daarut Tauhiid Peduli ini meluluskan 80 siswa, dengan total siswa dari jenjang SMP sebanyak 35 orang dan dari jenjang SMA sebanyak 45 orang. “Alhamdulillah hari ini telah terlaksana kegiatan wisuda akbar, yang dilakukan secara serentak, baik dari jenjang SMP maupun SMA,” ujar Kepala SMA Adzkia, Ustaz Irwan Gunawan, Rabu (15/6).

Tidak hanya menghelat pelepasan siswa secara akademis, kegiatan Wisuda ini juga sekaligus diadakan sebagai perayaan bagi para generasi penghafal quran yang sebelumnya telah menunaikan Ujian Tahfiz, sebagai salah satu syarat kelulusan.  Menampilkan pengalungan medali wisuda dan menyebutkan nama Wisudawan/ Wisudawati satu persatu, proses wisuda juga dimeriahkan dengan pengumuman nama-nama siswa yang menjadi Wisudawan/Wisudawati terbaik dari berbagai kategori.

Dari SMA Adzkia, siswa yang terpilih menjadi Wisudawan Terbaik kategori Akidah diraih oleh Riyadh Zia’ul Huda. Sementara untuk kategori Mutabaah Yaumiah (MY) Terbaik, jatuh pada Raj Aryan Fachri Setiawan. Pada kategori Karakter Baku, siswa dengan nilai terbaik diraih Siti Mariah Kibtiyah, sementara untuk kategori Hafalan Quran, Ziyadah terbanyak diraih oleh Riyadh Zia’ul Huda. “Untuk siswa dengan kategori Nilai Akademik terbaik, dari kelas XII MIPA terpilih Raj Aryan Fachri Setiawan,” tutur Ustaz Irwan.

Ia pun mengungkapkan apresiasinya pada seluruh siswa yang diwisuda hari ini, dan tak lupa menyelipkan pesan agar seluruh siswa yang lulus hari ini selalu taat pada Allah SWT dimanapun berada, agar segala aktivitas yang dilakukan dapat menjadi amal sholih. “Selamat pada angkatan XIV yang telah diwisuda hari ini. Kami bangga atas prestasi yang telah kalian dapatkan. Meski begitu, jangan merasa puas dengan prestasi yang diraih. Terus tingkatkan perjuangan karena ilmu yang didapat semasa berada di SMA Adzkia merupakan ilmu dasar.”

Pesan senada juga diungkapkan Direktur Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Yayasan Daarut Tauhiid Lil Alamin, Ibu Wiwi Woro Yulianti. Usai lulus setelah tiga tahun dididik di Adzkia, ada tiga kata yang tidak boleh lupa dilakukan. “Pertama bertauhiid. Teruslah mencari ilmu bagaimana mengenal Allah. Kedua berakhlak. Ilmu yang telah didapatkan harus bisa menjadi penuntun hidup. Terus semangat untuk PDLT, perbaiki diri lakukan yang terbaik. Tugas kita hingga Allah memanggil dengan cara terbaik adalah dengan melakukan PDLT,” ujar Ibu Wiwi.

Tidak hanya berharap agar alumni Adzkia dapat mengamalkan ilmu yang telah didapatkan, ia juga berpesan agar para siswa dapat mengamalkan rahmatan lil alamin. “Bertebaran dengan ilmu yang dimiliki. Dengan akhlak mulia yang dikaruniakan, mudah-mudahan Allah pilih menjadi generasi terbaik yang bermanfaat kepada diri, keluarga, dan masyarakat sekitar.” pesannya.

Di hari bahagia ini, Direktur Utama Daarut Tauhiid Peduli, Bapak Muhammad Bascharul Asana juga turut mengungkapkan penghargaannya kepada Wisudawan Wisudawati  Adzkia. “Alhamdulillah, sudah 953 lulusan yang telah ada, sejak tahun 2006. Sudah sejak lama, DT Peduli fokus mengajak siapapun yang memiliki kelebihan, untuk berkontribusi dalam program Orang Tua Asuh. Hal yang sangat penting adalah, sesuai dengan Tekad Kehormatan Daarut Tauhiid yang telah diikrarkan, tahu balas budi, minimal mengirimkan doa, kepada donatur yang selama ini telah berkontribusi dalam pendidikan di Adzkia.”

Dalam kesempatan ini, Bapak Muhammad Bascharul Asana yang akrab disapa Rully tersebut juag berharap agar pada wisudawan dapat menggunakan waktu setelah lulus untuk khidmat. “Melalui program khidmat, diharapkan wisudawan dapat belajar sekaligus bagaimana menyiapkan diri hadir di tengah masyarakat. Apalagi saat ini ada 13 titik pesantren yang ada di Indonesia, melalui pembangunan kawasan wakaf terpadu. Kontribusi Alumni dibutuhkan disana. Begitu pula kontribusi di manajemen Daarut Tauhiid Peduli. Hal ini tentunya sejalan dengan target DTP  yang ingin menciptakan insan mandiri. Mustahik 2-3 tahun, selanjutnya bisa menjadi muzakki,”pungkas Pak Rully. (Nawang)