ADZKIA – Sekolah Kader SMA Adzkia Islamic School kembali melakukan terobosan. Tidak hanya mendidik siswa untuk menjadi Ahli Fikir dan Ahli Dzikir, sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Daarut Tauhiid Rahmatan Lil ‘Alamin ini juga berusaha melatih siswa untuk menjadi Ahli Ikhtiar.
Wakil Kepala SMA Adzkia Bidang Humas, Nawang Fatma Putri menuturkan, untuk mewujudkan hal tersebut, ia dan tim Humas mulai menggerakkan keinginan siswa jadi pengusaha dengan menggelar Workshop Entrepreneur. “Program ini merupakan salah satu program yang akan digelar secara rutin untuk melatih dan meningkatkan life skill siswa. Targetnya, dengan mengikuti berbagai Workshop bertema Mandiri dengan Berwirausaha ini, siswa SMA Adzkia dapat memiliki berbagai pilihan usaha, usai lulus dari SMA Adzkia,” ujarnya, Senin (11/4).
Menurut perempuan kelahiran Pangkalpinang, Bangka Belitung, yang akrab disapa Nawang ini, apresiasi siswa saat belajar segala sesuatu tentang dunia kuliner dan kerajinan tangan sangatlah positif. “Mereka rata-rata antusias mengikuti program yang dibuat. Apalagi Workshop Entrepreneur ini kita sajikan tidak hanya dalam bentuk materi saja, tetapi juga praktik,” kata Nawang menjelaskan.
Baca Juga : OWNER FIRST HIJAB TULARKAN SEMANGAT WIRAUSAHA KE SISWA ADZKIA
Pada Workshop Entrepreneur yang pertama di tahun ini, SMA Adzkia mengambil tema pemanfaatan limbah sampah yang ada di sekitar Pesantren. Momentum ini juga dimanfaatkan oleh SMA Adzkia untuk memanfaatkan waktu selama bulan Ramadhan. “Selain digelar untuk menumbuhkan jiwa wirausaha siswa, kegiatan ini juga dilakukan untuk memanfaatkan waktu yang ada di bulan Ramadhan, agar lebih produktif. Alhamdulillah, untuk awal, kita bekerjasama dengan Yayasan Indah Berbagi, dan dibantu Pak Ade. Beliau salah seorang praktisi yang sangat concern terhadap pemanfaatan sampah yang ada di lingkungan sekitar,” terangnya.
Pada pertemuan pertama Workshop, Pak Ade mengajarkan siswa membuat sofa dari bekas botol air mineral. Siswa pun terlihat semangat untuk mencoba membuat sofa dari botol-botol bekas yang telah dikumpulkan sebelumnya. Empat puluh lima menit berselang. Siapa yang mengira jika botol bekas air mineral ini ternyata dapat disulap menjadi sofa yang memiliki nilai jual. “Mereka (siswa-red) pun terlihat antusias saat diminta menjadi relawan oleh pak Ade,” kata Nawang.
Dalam materi singkat sebelum memulai praktik, Pak Ade, yang juga merupakan pendiri Yayasan Indah Berbagi yang berlokasi di kawasan Parung ini menuturkan, Indonesia merupakan negara nomor dua penghasil sampah terbesar di dunia. Beliau pun berpesan kepada siswa agar dapat jeli menangkap peluang ini, karena dengan memanfaatkan sampah dan mengubahnya menjadi barang yang dapat digunakan kembali, bisa mengurangi jumlah sampah yang ada di sekitar.
“Sampah ini suatu saat akan jadi masalah. Kita jangan mau hanya menjadi penghirup oksigen gratis. Ayo menanam, dan melakukan pengurangan sampah plastik. Mari bersama kita mengolah sampah yang sudah ada agar bisa menjadi berkah,” ujar pak Ade menutup kegiatan Workshop Enterpreneur. (HumAdz)