Jelang Musangga, SMA Adzkia Gelar Simulasi Sidang

Print

Adzkia – SMA Adzkia Daarut Tauhiid kembali menyelenggarakan Musyawarah Anggota Organisasi (Musangga). Agenda akbar yang dilaksanakan tiap tahun ini ternyata mendapatkan antusiasme yang besar dari seluruh siswa SMA Adzkia, khususnya para calon Demisioner. Setelah setahun berjalannya kepengurusan seluruh organisasi yang ada di SMA Adzkia, akhirnya tiba saat untuk mempertanggung-jawabkan semua rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan dan melempatkan tongkat estafet kepengurusan.

Wakil Kepala Sekolah bagian Kesiswaan, Ustaz Irwan Gunawan menuturkan, sebelum diadakan  Musangga, siswa terlebih dahulu harus paham bagaimana aturan-aturan yang ada di persidangan. “Belum seluruh siswa mengerti akan jalannya sidang Musangga. Untuk itu kami dari pembinaan organisasi sepakat mengadakan simulasi sidang terlebih dahulu sebelum Musangga benar-benar dilaksanakan,” ujar Ustaz Irwan, ditemui di sela agenda Simulasi Sidang Musangga, Rabu (25/7).

Tidak hanya itu, menurut Ustaz Irwan, saat Musangga tahun ajaran 2016/2017 lalu berlangsung, tidak semua siswa yang menghadiri agenda akbar tersebut, karena mayoritas dari Peserta Musangga hanyalah perwakilan dari beberapa organisasi. “Untuk itulah kami adakan simulasi sidang terlebih dahulu. Agar semua siswa, tanpa terkecuali, tahu bagaimana proses sidang dalam Musangga Organisasi berjalan. Kan, tidak menutup kemungkinan mereka nanti yang akan melanjutkan berbagai jabatan di kepengurusan organisasi tahun mendatang,” katanya.

Materi mengenai Teknik Persidangan sendiri disampaikan oleh Ketua Umum Himpunan Pemuda Nusantara, Agung Arabian. “Penguasaan tata cara persidangan merupakan pengetahuan yang seharusnya dimiliki oleh setiap pemimpin maupun peserta organisasi, karena dari persidangan tersebutlah nantinya akan dilahirkan keputusan-keputusan yang menentukan laju Organisasi, bahkan Pemerintahan dan Masyarakat luas,” ujar Agung Arabian.

Pria kelahiran Cilacap, 25 tahun lalu ini juga menuturkan hal yang sangat penting dalam berorganisasi, yaitu agar anggota Organisasi tidak terjebak dalam keputusan-keputusan otoriter dan kaku yang bisa saja merugikan orang banyak. Tak hanya mengajarkan bagaimana seharusnya sebuah sidang berjalan, Pria yang sudah sejak tahun 2008 akrab dengan budaya Organisasi ini pun tak lupa membagikan berbagai pelajaran dan pengalaman yang sudah ia dapatkan.

Dengan aktif di Organisasi, dikatakan Agung, kita memiliki banyak kesempatan untuk bertemu dengan banyak orang yang menginspirasi. Tidak hanya itu, mental kita juga bisa terbangun sejak dini, agar dapat memanage  waktu dan komitmen dengan rencana-rencana yang terstruktur. Aktif di Organisasi juga akan memberikan nilai tambah bagi diri pribadi, karena dapat mengasah diri menjadi Pemimpin yang visioner dan bijak dalam menghadapi setiap persoalan, serta mengasah diri untuk tidak egois dalam mengambil keputusan.

“Hanya dengan menjadi Pelaku Organisasilah kita akan dicatat dan dikenang dalam sejarah, sedangkan penonton tidak. Maka dari itu, pastikan kita bisa jadi pemimpin dan pelaku organisasi, bukan sekedar penonton,” katanya. (HumAdz)