Kilas Balik SMA Adzkia Islamic Schol
Program Pendidikan di Adzkia Islamic School bermula dari adanya program Beasiswa Prestatif (BP) yang dirintis oleh Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid Peduli (DPU DT). Pada awalnyam program BP yang dimulai dari tahun 2001 hingga tahun 2004 (BP I - BP III) ini, diperuntukkan bagi kaum marginal yang duduk di bangku SD hingga SMA di Tangerang Selatan.
Melalui program ini, siswa yang memiliki keterbatasan secara ekonomi dibimbing dengan pelajaran tambahan yang dikemas melalui pertemuan rutin pekanan oleh pembimbing (yang notabene merupakan mahasiswa). Berjalan selama empat tahun, DPU DT memutuskan mengganti nama program Beasiswa Prestasi (BP) menjadi Beasiswa Peduli Pendidikan (BPP).
Meski tetap dikemas untuk membantu kaum marginal yang memiliki semangat belajar tinggi, pembimbing belajar siswa yang mulanya berasal dari kalangan mahasiswa, kini secara langsung diberikan oleh guru siswa tersebut di sekolah, dengan biaya operasional pendampingan tetap dari DPU DT. Mengingat biaya beasiswa yang dikeluarkan cukup besar, bahkan lebih besar dari biaya operasional sebuah sekolah, maka di tahun 2005, DPU DT memutuskan untuk mencoba membuka program Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Kejar Paket B, dan Paket C.
Semua yang memiliki nadi dapat menikmati pendidikan melalui program PLS ini. Seperti itulah kira-kira gambaran atas siswa yang mengenyam pendidikan melalui program beasiswa binaan DPU DT ini. Latar belakang siswa yang mengikuti program ini pun dapat dikatakan sangat beragam, mulai dari Pengemis, Pengamen yang berkeliaran di pasar, hingga anak Pemulung.
Tak ada batasan bagi mereka yang bersungguh-sungguh ingin mendapatkan pendidikan melalui program ini. Terlebih, hal tersebut sangat sesuai dengan tujuan program DPU DT secara umum di masa itu, yaitu "Satu Rumah Satu Sarjana". Animo dari masyarakat sekitar kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, daerah dimana DPU DT dulu berdiri ternyata sangat besar. Masyarakat saat itu beranggapan jika program PLS ini merupakan Pesantren Daarut Tauhiid yang di buka di Tangerang Selatan.
Antusiasme ini membuat DPU DT akhirnya berinisiatif memindahkan praktek program PLS dengan menyewa kelas di sebuah Masjid bernama Masjid Al Khosiun (terletak di belakang Ramayana Ciputat), pada tahun 2006. Agar program pendidikan baru ini dapat dijadikan sebagai sekolah formal dan mendapatkan izin operasional pendidikan dari Pemerintah, maka diubahlah namanya menjadi Sekolah Permata (Pemberdayaan Masyarakan Dhuafa).
Berjalan dua tahun, kelas-kelas yang tadi disewa di Masjid dan dijadikan sebagai 'sekolah' ternyata semakin penuh peminat dan membuat DTP 'kelimpungan', hingga di akhir tahun 2006, Allah SWT menitipkan lahan wakaf seluas ±8.000 m2 melalui Bapak H. Yunus, di kawasan Serua, Ciputat, Tangerang Selatan. Lahan inilah yang kini digunakan hingga sekarang sebagai tempat siswa-siswi SMP SMA Adzkia Islamic School mengenyam pendidikan.
Meski telah memiliki lahan, perjuangan DPU DT untuk menyelenggarakan proses pendidikan bagi siswa program Sekolah Permata tidak berhenti sampai disitu. Tantangan selanjutnya yang harus dihadapi adalah pembangunan ruang kelas. Sembari menunggu pembangunan ruang kelas di Serua, pada tanggal 21-23 Februari 2007, bertempat di Wisma Syahida UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, diadakanlah Workhsop Pendidikan Sekolah Unggul DPU DT dengan fasilitator Cendekia Institute, hingga akhirnya lahirlah nama Adzkia Islamic School.
Adzkia sendiri berasal dari Bahasa Arab, yang berarti "Cerdas". Diharapkan, melalui Adzkia Islamic School, di masa mendatang dapat lahir generasi-generasi penerus yang berakhlak mulia, cerdas, dan mandiri, serta dapat hidup di tengah masyarakat dengan kemampuan life skill dan vocational skill.
Saat ini, genap berusia 16 tahun, dengan mengusung konsep Sekolah Kader di bawah naungan Yayasan Daarut Tauhiid Rahmatan Lil Alamin, dan dukungan bantuan dana operasional pendidikan dari DT Peduli, Adzkia Islamic School siap untuk mencetak Kader Tangguh di bidang Pendidik, Ulama, dan Praktisi Sosial.
Melalui rekomendasi siswa dari berbagai daerah Kantor Perwakilan (KP) dan Kantor Pelaksana Program (KPP) DT Peduli yang ada di berbagai daerah Indonesia -Jakarta, Depok, Bogor, Karawang, Bekasi, Banten, Bandung, Priangan Timur, Garut, Kuningan, Aceh, Sukabumi, Cirebon, Semarang, Solo, Yogyakarta, Makassar, Banjarmasih, Lubuk Linggau, Palembang, Lampung, Medan, Jambi, Batam, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Malang, dan Surabaya-, program pendidikan sekolah kader yang dikemas 7 tahun (6 tahun masa pendidikan SMP-SMA) dan 1 tahun program khidmat, diharapkan lulusan Adzkia Islamic School dapat menjadi bank Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni bagi Daarut Tauhiid khususnya, dan masyarakat luas. Inshaa Allah. Allahu Yubarrik Fiik Ya Adzkia...