ADZKIA – Bagi seseorang yang ingin memiliki karya sendiri, menulis ternyata bukanlah satu-satunya tantangan yang dihadapi. Tugas yang harus dilakukan bukan saja perkara merampungkan tulisan, namun juga membuat penerbit tertarik untuk mengorbitkan karya yang telah dibuat hingga dapat dinikmati masyarakat luas.
Melalui ajang Workshop Proses Kreatif Menulis dan Menerbitkan Buku untuk Remaja, 229 siswa SMP SMA Adzkia belajar cara menerbitkan karya. Kegiatan yang digagas dalam rangka pra event Indonesia International Book Fair (IIBF) 2023 ini disambut antusias oleh siswa. Digawangi oleh dua pemateri handal, Kak Lia Nurida (Penulis Spoiler dan Podcast), dan kak Yoga Palwaguna (Penulis / Head of Rakata –Aplikasi Baca Tulis Online-), siswa diajak untuk membuka pola pikir terhadap dunia kepenulisan dan penerbitan.
“Alhamdulillah Adzkia Islamic School terpilih menjadi salah satu Pesantren yang dikunjungi oleh tim dari IIBF, dalam rangka pra event IIBF yang akan dilaksanakan tanggal 27 September sampai 1 Oktober mendatang,” ujar Koordinator Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Adzkia Islamic School, Ustazah Mega Fiyani. Menurut perempuan kelahiran Tangerang tersebut, kegiatan workshop ini tak hanya menjadi kesempatan emas bagi siswa untuk dapat belajar bagaimana menulis yang baik, namun juga bagaimana ‘menggaet’ penerbit untuk dapat melirik karya yang telah dihasilkan.
Melalui giat workshop, kak Yoga Palwaguna, seorang editor sekaligus pimpinan Rakata membagi beberapa tips, agar karya yang telah dihasilkan siswa dapat diterbitkan. “Pertama, harus caper. Caper disini dalam makna cari perhatian dengan penerbit. Caranya bagaimana? Rajin membuat tulisan dan kemudian posting di media social yang kalian miliki. Buat tulisan yang mencerminkan kekhasan ataupun gaya temen-temen sehingga dapat menjadi portofolio kalian, dan penerbit akhirnya tertarik melirik hasil tulisan temen-temen,” jelas Kak Yoga.
Tips kedua dari Kak Yoga adalah membuat tulisan yang relate dengan situasi atau kondisi kebanyakan pembaca, sehingga target pembaca merasa tertarik membaca karya yang dihasilkan. “Ketiga, setelah cari persamaan kisah yang dibuat dengan kisah kebanyakan orang, cari juga perbedaan karya yang dihasilkan, dengan karya yang telah ada selama ini atau telah ditulis orang lain. Buatlah keunikan tersendiri,”pungkasnya. (Nawang)